TERNYATA HEWAN MEMPUNYAI INSTING AKAN TERJADINYA BENCANA ALAM. Seringkali kita mendengar perkataan orang-orang tua kita saat melihat kupu-kupu yang masuk ke rumah, maka akan ada tamu yang datang. Atau saat melihat burung gagak yang terbang berputar-putar di atas daerah tertentu, Maka saat itu biasanya akan terjadi orang meninggal dunia di daerah tersebut.
![]() |
| ternyata hewan mempunyai insting akan terjadinya bencana alam |
Sebagian orang menganggap hal ini sebagai mitos, bahkan tidak jarang ada yang menganggap tahyul yang mesti dijauhi karena bisa menyesatkan. Tapi, semestinya tidak perlu terburu-buru untuk memberikan kesimpulan seperti itu pada riwayat-riwayat tersebut. Karena, mungkin hal itu merupakan bagian dari tanda-tanda alam yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada umat manusia.
Sains membuktikan bahwa hewan memiliki keunikan tertentu yang tak dimiliki manusia. Misal Kelelawar, yang mampu memancarkan gelombang ultrasonik dari mulutnya, yang dapat memantul balik bila mengenai benda di depannya dan dapat ditangkap kembali oleh telinganya, sehingga dia bisa terbang cepat dan aman di gelap malam. Demikian pula Gurita, yang mampu berkamuflase dengan mengubah bentuk dan warna tubuhnya sesuai dengan bentuk dan warna lingkungan di sekitarnya.
Bahkan hewan juga memiliki insting (kepekaan) yang melebihi manusia. Sebagai contoh Laba-laba, memiliki kemampuan merasakan dan menentukan arah getaran yang sangat lembut pada jaring-jaringnya. Elang, dengan ketajaman matanya yang dapat menangkap gerakan ikan dalam air dari ketinggian di udara sembari terbang. Bahkan pernah diberitakan mengenai kemampuan Anjing dalam melakukan deteksi dini terhadap gejala penyakit kanker seseorang, dengan cuma mengendus urine orang tersebut.
Kemudian,Adakah insting satwa akan bencana alam? Dapatkah mereka digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan prediksi?
Sekelompok orang berkumpul di Loolout Point di Corona del Mar, California, Amerika Serikat, . Mereka mencari tanda-tanda datangnya tsunami setelah gelombang tinggi menerjang Jepang. "Rencananya, saat hewan-hewan lari, kitapun ikut-ikutan lari," kata Michelle Hobson. Disaat itu banyak anjing menyalak, namun tidak satu pun menunjukkan tingkah laku yang di luar kebiasaan. setelah lama menunggu, yang dinanti tak datang. Semua orang pun bubar.
Beberapa cerita bencana sering diikuti oleh cerita seputar tingkah laku binatang yang bertingkah aneh. Setelah terjadi gempa dan tsunami di Sumatra pada 2004, beberapa berita (yang mungkin terlalu ekstrem) menyebutkan kalau tidak ada binatang terbunuh tsunami karena insting telah menuntun mereka untuk evakuasi ke tempat tinggi.
Hewan memiliki kemampuan extrasensory perception (ESP)--semacam insting. Meskipun demikian, tidak berarti hewan memiliki indra lebih banyak daripada manusia. "Indra mereka lebih sensitif," demikian tulis analis Benjamin Radford. "Anjing mempunyai kemampuan membaui yang sangat hebat, burung dapat melakukan migrasi dengan 'membaca' kondisi langit, kelelawar bisa mendeteksi makanan dengan pantulan suara,
Hewan dapat membaca getaran dan perubahan pada tekanan udara dari sebuah arah. Getaran dan perubahan tekanan tersebut bisa berarti mereka harus bergerak ke arah berlawanan. Peringatan tsunami bisa diberikan segera setelah gempa bumi sehingga jumlah korban bisa diminimalkan.
Sebagaimana yang juga diberitakan, Taman Nasional Binatang Liar Yala yaitu cagar satwa liar terbesar di Sri Lanka, di mana terdapat gajah, rusa, buaya, dan binatang lainnya. Saat tsunami terjadi, air laut meninggi dan menggenangi tanah di darat hingga sejauh 3,5 kilometer dan menghancurkan bangunan-bangunan di taman. Begitu banyak wisatawan dan pegawai taman yang tewas ditelan gelombang. Tapi, di luar dugaan, berbagai jenis binatang liar di taman itu dapat lolos dari bencana tersebut.
Pakar hewan lainnya, Clive Walker, yang sudah menulis beberapa buku tentang kehidupan satwa liar di Afrika, juga memercayai adanya insting tajam pada hewan. Satwa liar tampaknya dapat mengetahui fenomena yang akan terjadi, terutama burung-burung. Dan banyak laporan yang menyatakan bahwa burung-burung berhasil mendeteksi bencana alam yang akan terjadi.”
Demikian pula dengan pengurus Cagar Harimau Liar di Pulau Sumatera, Debby Melt, yang berpendapat kalau hewan liar sangat peka terhadap bencana alam. Indera pendengaran binatang sangatlah peka. Mereka sangat mungkin terlebih dahulu merasakan akan terjadinya tsunami. Selain itu, getaran yang diakibatkan tsunami dapat menimbulkan perubahan tekanan udara, sedangkan perubahan tekanan udara dapat memberikan peringatan dini, dan mengingatkan binatang agar pindah ke tempat yang aman.
Dengan hal ini ternyata kemampuan hewan melebihi segala teknologi yang diciptakan manusia. Saat bencana akan tiba, mereka bisa lebih dahulu menyelamatkan diri, dibandingkan menunggu reaksi teknologi manusia yang kalah cepat dengan insting hewan
Inilah segelintir artikel mengenai ternyata hewan mempunyai insting akan terjadinya bencana, semoga artikel ini berguna bagi pembaca.
